INDOPROPERTYNEWS.COM – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Menteri PKP), Maruarar Sirait menyatakan bahwa pihaknya hanya dapat membangun sekitar 8 persen dari target program 3 juta rumah jika mengandalkan APBN 2025.
Hal tersebut disampaikan oleh Maruarar, yang akrab disapa Ara, dalam pertemuan dengan wartawan di kediamannya di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 25 Desember 2024 malam.
Sebagai informasi, alokasi anggaran untuk Kementerian PKP di APBN 2025 sebesar Rp 5,27 triliun, yang hanya mampu membangun 37.431 unit rumah. Sementara itu, dana dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang disalurkan oleh BP Tapera untuk 220.000 unit rumah mencapai Rp 33,60 triliun.
Dengan demikian, total rumah yang dapat dibangun melalui APBN 2025 sebanyak 257.431 unit, atau sekitar 8,58 persen dari target 3 juta rumah.
Baca juga: Program 3 Juta Rumah Prabowo Subianto Wujudkan Hunian Layak untuk Masyarakat Indonesia
“Sebagai operator, kami hanya bisa mencakup 8 persen. Namun, sebagai regulator dan fasilitator, potensi kami tidak terbatas,” jelas Ara.
Untuk itu, Ara berupaya menjalankan fungsi regulator dan fasilitator untuk mengejar target pembangunan rumah yang belum tercapai.
Sebagai regulator, ia menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri yang mencakup pembebasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta mempercepat Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
Selain itu, pemerintah juga memperpanjang kebijakan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk sektor properti pada tahun 2025.
Baca juga: Kementerian PKP: Hibah Tanah untuk Program 3 Juta Rumah Bantu Masyarakat Tanpa Slip Gaji
Sebagai fasilitator, Ara melakukan koordinasi intensif dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian ATR/BPN, BUMN, Bank BTN, asosiasi pengembang, serta seluruh stakeholder perumahan untuk menggali peluang pemanfaatan lahan idle milik negara dan mengkaji skema baru pembiayaan perumahan.
Ara juga mendorong perusahaan besar untuk terlibat dalam pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Contohnya, pada November lalu sudah ada proyek Agung Sedayu di Tangerang, dan pada 27 Desember nanti akan ada proyek di Berau oleh PT Berau Coal Energy Tbk,” tutupnya.***