INDOPROPERTYNEWS.COM – Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan berbagai persiapan, termasuk memastikan infrastruktur konektivitas, terutama di wilayah perbatasan Indonesia, dalam kondisi optimal. Hal ini bertujuan untuk mendukung kelancaran mobilitas masyarakat sebelum, selama, dan sesudah Nataru.
Direktur Jenderal Bina Marga, Rachman Arief Dienaputra, menyatakan bahwa kondisi jalan di wilayah perbatasan dan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) seperti di Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dinyatakan layak.
Ia menjelaskan bahwa langkah mitigasi telah disiapkan, termasuk meningkatkan fungsi sebagian besar jalan di wilayah perbatasan dan memastikan jalur vital tetap dapat diakses, terutama jalur penghubung ke wilayah-wilayah tersebut. Hingga akhir 2024, pembangunan jalan perbatasan ditargetkan mencapai 3.770 kilometer.
Sebagai contoh, kondisi kemantapan jalan di wilayah perbatasan Kalimantan, seperti Jalan Akses menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan Jalan Paralel Perbatasan, telah mencapai 98,90 persen.
Baca juga: Ditjen Bina Marga PUPR Tengah Lakukan Preservasi Jalan ke Kawasan Situ Gede
Selain itu, Ditjen Bina Marga juga mempersiapkan penanganan darurat di lokasi rawan banjir dan longsor, mengingat kondisi geografis yang rentan terhadap cuaca ekstrem pada musim hujan.
“Ditjen Bina Marga berkomitmen untuk menjaga keterhubungan wilayah perbatasan dan 3T sehingga masyarakat dapat merasakan kelancaran akses selama periode Nataru,” ujar Rachman Arief.
Di luar wilayah perbatasan, Ditjen Bina Marga telah mengantisipasi potensi lonjakan pemudik dan wisatawan dengan langkah-langkah strategis untuk menjaga pelayanan infrastruktur jalan nasional tetap optimal.
Langkah-langkah tersebut mencakup Program Zero Pothole, yang menargetkan semua jalan nasional bebas lubang guna memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Langkah lainnya adalah mitigasi bencana alam dengan mempersiapkan Disaster Response Unit (DRU) di lokasi rawan longsor dan banjir.
Baca juga: Siap-siap Warga Tangerang, Tarif Tol Serpong-Balaraja Naik Mulai 3 November
“DRU ini dilengkapi dengan peralatan berat, material seperti karung pasir dan bronjong, serta tenaga kerja yang siap bertindak cepat,” jelas Rachman Arief.
Selain itu, koordinasi dengan Polri dan Kementerian Perhubungan dilakukan untuk pengaturan lalu lintas dan penerapan rekayasa lalu lintas di jalur utama yang berpotensi mengalami kemacetan.
Pusat informasi dan posko siaga juga akan disiapkan di sejumlah titik strategis untuk memantau kondisi jalan dan memberikan respons cepat terhadap gangguan.
“Dengan persiapan ini, Direktorat Jenderal Bina Marga berkomitmen untuk memberikan pelayanan infrastruktur yang andal, mendukung perjalanan masyarakat yang aman, nyaman, dan lancar selama periode Nataru,” pungkas Rachman Arief.***