INDOPROPERTYNEWS.COM – Pengamat properti dari Colliers, Aleviery Akbar, menilai bahwa keputusan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) untuk membatalkan rencana memperkecil ukuran rumah subsidi merupakan langkah yang tepat.
Dirinya menekankan pentingnya kajian yang mendalam dalam pembangunan rumah subsidi, terutama di kawasan perkotaan.
“Pembatalan memperkecil ukuran sudah tepat karena tidak dengan kajian yang mendalam. Kepentingan memperkecil ukuran kelihatannya hanya untuk memenuhi target program 3 juta,” kata Aleviery dikutip dari ANTARA pada Jumat, 16 Juli 2025.
Baca juga: SIG dan Timah Properti Kolaborasi Bangun Cluster Alexandrite di Bekasi
Aleviery menjelaskan bahwa rumah yang layak huni minimal memiliki luas 36 meter persegi. Untuk rumah subsidi di pinggiran kota, akses terhadap transportasi umum dan infrastruktur lainnya juga harus menjadi perhatian utama.
Sementara itu, untuk kawasan perkotaan, Aleviery menyarankan agar pembangunan hunian dilakukan secara vertikal seperti rumah susun. Ia menyebut rumah flat sebagai solusi yang paling realistis mengingat tingginya harga tanah di kota.
“Flat atau rumah susun yang paling cocok untuk wilayah kota, sebab harga tanah sudah sangat mahal/tinggi,” ujarnya.
Baca juga: Harga Rata-Rata Kondominium Baru di Tokyo Naik Tajam, Dipicu Lonjakan Properti Mewah
Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau Ara secara terbuka mencabut wacana pengurangan ukuran rumah subsidi. Hal ini ia sampaikan dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Kamis, 10 Juli 2025.
“Saya sudah mendengar begitu banyak masukan, termasuk dari teman-teman anggota Komisi V DPR RI, maka saya sampaikan secara terbuka permohonan maaf dan saya cabut ide itu,” kata Ara.
Ia juga mengakui bahwa idenya tersebut mungkin kurang tepat dan menyampaikan permintaan maaf atas hal itu.
Baca juga: Proyek Satu Juta Hunian Vertikal Dinilai Sebagai Perwujudan Visi Presiden Prabowo
“Tujuannya mungkin cukup baik tapi kami juga mesti belajar ide-ide di ranah publik harus lebih baik lagi soal rumah subsidi yang diperkecil,” ujarnya.
Ara menjelaskan bahwa niat awal dari wacana tersebut adalah memberikan solusi bagi anak-anak muda yang ingin tinggal di kota, namun terhalang oleh mahalnya harga tanah, sehingga opsi memperkecil ukuran rumah sempat dipertimbangkan.***