JAKARTA, Indopropertynews – Musibah merosotnya lift di Tower Jasmine Kalibata City pada 25 Oktober 2023 lalu dimanfaatkan oleh beberapa oknum pemilik dan penghuni mendeskritkan Badan Pengelola Kalibata City. Diduga kuat oknum-oknum ini menjalankan kampanye hitam untuk mencari simpati warga demi penguasa Kepengurusan Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS) Kalibata City.
Seperti diketahui, Sabtu, 28 Oktober 2023 besok, akan diselenggarakan Pembentukan Panitia Musyawarah (Panmus) sebagai penyelenggara Pemilihan Pengurus PPPSRS Kalibata City. Diduga mereka ingin pengacaukan acara ini dengan menunggangi musibah lift. Tak mampu dapatkan simpati warga secara sehat, permainan kotor pun dijalankan.
Menurut Merry warga Tower Jasmine, secara sistematis dan masif oknum-oknum tersebut memberitakan musibah lift dengan judul yang boom bastis media di beberapa media. Salah satunya dengan judul: Lift Ambruk Di Apartemen Kalibata City Nyaris Renggut Korban Jiwa. Mereka juga mendorong korban untuk menempuh jalur hukum agar kelihatan bahwa kasus unsur pidananya.
BACA JUGA: Praktisi Hukum Ingatkan Ada Oknum Pemilik/Penghuni Ingin Jadi Pengurus PPPSRS Demi Cuan
”Harusnya mereka prihatin, bukan menggunakan penderitaan orang lain sebagai kampanye hitam. Ini murni musibah yang tak kehendaki dan dapat terjadi apartemen dimana saja. Kejadiannya pun tidak sedramatis yang seperti yang digambarkan atau di-framing dalam pemberitaan. Buktinya 2 orang penumpang masih sempat membuat video saat peristiwa itu. Artinya musibah lift itu tidak separah yang diberitakan (jatuh). Kalau jatuh pasti kerusakan lift dan korbannya parah.
Merry merasa miris adanya oknum-oknum menggunakan cara kotor hanya untuk menduduki kepengurusan PPPSRS. Sejak lama oknum-oknum ini terus berupa menjelek-jelekkan badan pengelola, padahal kenyataannya tidak seperti mereka tuduhan.
Merry mengatakan, apa yang dilakukan mereka itu adalah jahat, padahal sebagian besar warga merasa kinerja Badan Pengelola sangat baik. Harusnya jika mau jadi pengurus buktikan dengan program-program yang ditawarkan bukan hanya bisa menjelek-jelekkan Badan Pengelola yang buat warga tidak simpati.
Sementara itu, salah satu pemilik sekaligus penghuni unit di Tower Jasmine yang enggan disebut namanya mengatakan, sebagian besar oknum tersebut dikenal bermasalah. Dia meragukan niat baik mereka yang memang sangat ngotot ingin kuasa PPPSRS.
“Terbukti sebagian besar oknum-oknum vokal ini bermasalah di luar maupun di dalam Kalibata City. Bahkan ada yang sudah dibui karena kasus penggelapan (penipuan) uang miliaran rupiah. Tak kebayang kalau oknum seperti ini yang berkuasa di PPPSRS. Saya curiga mereka hanya pemburu cuan, tapi membuat keresahan di Kalibata City,” ungkapnya.
Dia pun mewanti-wanti warga jangan sampai oknum-oknum ini menguasai PPPSRS. Ia yakin kalau dana IPL dan pemasukan lain akan dijadikan bancakan atau bagi-bagi proyek. Akhirnya hanya menguntungan kelompok-kelompok mereka sendiri, dan merugikan warga Kalibata City secara keseluruhan.
BACA JUGA: Perumahan di Cibitung Tawarkan Rumah Rp181 Juta, Begitu Akad Kredit Langsung Serah Terima Unit
Penjelasan Badan Pengelola
Berdasarkan keterangan tertulis dari Badan Pengelola Kalibata City, sebutkan peristiwa stag-nya lift di Tower Jasmine merupakan musibah yang dapat terjadi pada gedung-gedung dimana saja. Mengingat alat atau mesin yang digunakan selama 24 jam, 365 hari setahun, dan sudah berjalan belasan tahun, pastilah akan ada trouble (masalah) atau kejadian di luar kehendak yang disebut musibah.
Kejadian tersebut terjadi pada rabu, 25 Oktober 2023, pukul 03.30. Dua penumpang menggunakan lift di Tower Jasmine dari lantai GF menuju lantai 11. Namun baru berjalan sampai di lantai 1, tiba-tiba lift mengalami stag (berhenti) atau mesin mati. Karena berhenti mendadak pasti menimbulkan goncangan, yang menyebabkan jatuh silling lift yang berada di atas. Ibarat mobil yang sedang berjalan tiba-tiba direm mendadak pasti akan oleng.
”Dalam keadaan tersebut, savety system (sistem pengamanan) pada lift langsung bekerja, karena membaca ada masalah pada sistem. Lift secara otomatis turun per lahan kembali ke lantai GF yang jaraknya hanya sekitar 1 setengah meter, dan dalam kondisi tidak level,” tulis Badan Pengelola.
BACA JUGA: Catat Penjualan Spektakuler Harvest City Percepat Pembangunan Hana Business Square
Setelah dilakukan analisa, lanjutnya, saat menuju lantai 11 dari lantai GF terjadi gangguan pada control elevator di lantai 1 (berjarak 1 lantai dari GF), sehingga sistem pada elevator melakukan prosedur rescue operation menuju lantai terbawah, dan mengenai limit switch bawah sehingga terjadi hentakan yang membuat ceiling sangkar elevator terjatuh dan menyebabkan 2 pengguna terluka ringan. Itu artinya sistem proteksi lift berjalan dengan baik.
Begitu ada yang trouble, maka rescue operation (penyelamatan) berjalan, sehingga penumpang bisa segera diselamatkan. Petugas keamanan didampingi tim engineering telah melakukan evakuasi terhadap korban yang berada di dalam elevator dalam tempo sekitar 5 menit. Saat ini keduanya telah mendapatkan perawatan kesehatan yang dibutuhkan.
Badan pengelola telah memerintahkan kepada vendor untuk menyelidiki lebih lanjut tentang penyebab gangguan dan melakukan pemantauan intensif setelah langkah perbaikan, serta mengaudit secara komprehensif terhadap keseluruhan elevator untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna. Namun hal ini belum dapat dilakukan karena TKP sedang di Police line.
Penyebab lift mengalami trouble itu macam-macam dan dapat terjadi di gedung mana saja. Pengelola pasti akan cari penyebabnya, lalu perbaiki dengan melakukan test running dan monitoring sampai benar-benar aman.
Perawatan lift di seluruh tower Kalibata City dilakukan secara berkala sebulan sekali. Kami bersyukur selama belasan tahun tidak pernah terjadi musibah yang fatal, yang ada hanya macet-macet kecil, dan kami selalu melakukan perawatan rutin. ***