Menteri ATR: 73 Ribu Hektar Tanah Telantar Bisa Dimanfaatkan untuk Proyek 3 Juta Rumah

Menteri ATR/Kepala BPN, Nusron Wahid dalam Rapat Kerja Bersama Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) di Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta pada Rabu (30/10/2024).(Dok. Kementerian ATR/BPN)

INDOPROPERTYNEWS.COM – Sebanyak 73.432,43 hektar tanah telantar di seluruh Indonesia berpotensi dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan tiga juta unit rumah.

Hal ini diungkapkan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, dalam acara Halalbihalal Keluarga Besar Real Estat Indonesia (REI) yang berlangsung di Sheraton Grand, Jakarta, pada Senin, 21 April 2025.

Read More
banner 335x200

“Dari jumlah tersebut ada sekitar 14.490 hektar sudah ditetapkan dan siap untuk dieksekusi,” jelas Nusron.

Baca juga: Sejumlah Kantor Pertanahan Tetap Buka Selama Libur Lebaran 2025

Tanah telantar tersebut tersebar di berbagai daerah, di antaranya di Aceh terdapat 45 bidang seluas 122 hektar, di Batam terdapat 990 bidang seluas 2.679 hektar, dan di Bali terdapat 30 bidang.

“Ini sedang kami susun semua. Tanah ini akan kami serahkan ke Bank Tanah, tahap selanjutnya Bapak/Ibu bisa langsung ke Bank Tanah,” ungkapnya.

Nusron menilai bahwa tanah-tanah tersebut secara umum layak untuk dijadikan lahan pembangunan perumahan.

Baca juga: Penertiban Sertifikat Tanah di Pagar Laut, Nusron Wahid Tegaskan Tak Ada Pembatalan Sepihak

Namun, ia juga menekankan bahwa lahan yang masuk dalam kategori telantar tidak sepenuhnya ditujukan hanya untuk satu program, melainkan harus dilihat dari berbagai kebutuhan nasional.

“Menteri ATR/Kepala BPN itu berperan sebagai manajemen risiko. Jadi mohon maaf apabila sedikit kaku,” kata Nusron.

Ia menambahkan bahwa pemanfaatan tanah-tanah tersebut harus melalui perencanaan yang matang agar penggunaannya optimal dan sesuai sasaran.

Baca juga: Nusron Wahid Bongkar Praktik Ilegal Penerbitan SHGB dan SHM di Area Pagar Laut Tangerang, Cabut 50 Sertifikat Tanah

“Karena itu kami sekali lagi menghitung cost and benefit, di mana tanah ini yang paling banyak dan lebih optimal untuk didayagunakan,” tandasnya.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *