Penghuni Tower Jasmine Murka, Penyewa Dramatisir Musibah Lift Jelekan Citra Kalibata City

Tampak Manda dan Didit baik-baik saja dalam lift setelah lift mengalami kemacetan/CCTV

JAKARTA – Peristiwa musibah salah satu lift merosot di Tower Jasmine berbuntut panjang dengan adanya Laporan Polisi (LP). Sejumlah penghuni Tower Jasmine curiga ada aktor intelektual di belakangnya yang terus ”menggoreng” kasus ini hanya untuk kepentingan politik, ingin menguasai Kepengurusan Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS) yang proses pembentukannya sedang berlangsung.

Salah satu penghuni Tower Jasmine Merry mengatakan, ada hal yang aneh dalam LP yang dibuat Ratis Manda Sari, pelapor sekaligus salah satu penumpang dalam musibah lift merosot. Sebab pada kejadian subuh sekitar pukul 03.32 Manda mengajak teman laki-laki yang diketahui bernama Didit ke unitnya di lantai 11.

Read More
banner 335x200

”Berdasarkan informasi, yang luka ringan itu hanya teman lelaki yang bersamanya (Manda) datang subuh-subuh dan hanya luka ringan. Waktu itu petugas Badan Pengelola yang melakukan evakuasi sudah menawarkan apa perlu dibantu ke dokter? Didit bilang, nggak apa-apa kok tangan saya hanya lecet sedikit dan jam tangan rusak, tapi tidak apa-apa, kemudian diantar ke lantai 11,” kata Merry, Kamis, 11 Oktober 2023, di Kalibata City Jakarta Selatan.

BACA JUGA: Kalibata City Sukses Bentuk Panmus Pemilihan PPPSRS, Ini Penjelasan Pengelola Mengapa Fasilitas Online Dibuka?

Namun, lanjut Merry, Manda status penyewa yang baru tinggal sekitar 7 bulan ini dan tinggal bersama adik perempuannya di lantai 11, pada tanggal 26 Oktober pukul 03.00 WIB (subuh) membuat LP. Merry menduga ada provokator yang membujuk korban untuk memperpanjang masalah ini ke ranah hukum.

Diketahui Manda membuat LP ini pada subuh hari setelah pulang kerja, karena profesinya di dunia entertainment. Dia ditemani beberapa oknum yang selama ini berseberangan dengan Badan Pengelola.

”Kecurigaan saya nyambung, saat mendapat informasi, tiba-tiba dia (Manda) datang satu mobil dengan polisi, serta beberapa oknum warga yang selama ini dikenal sering menjelek-jelekkan badan pengelola. Tiba-tiba datang ke TKP. Polisi berkoordinasi dengan petugas security, tapi oknum-oknum ini ngotot minta agar TKP itu di police line,” ceritanya.

BACA JUGA: HABERNAS 11.11, Vista Land Group Booming Optimis Jual 1.500 Rumah Dalam Sebulan

Aroma politik kotor ini makin menyengat dengan produksi pemberitaan masif dengan mengesankan lift jatuh dan lift amburuk, lalu didramatisir hampir menewaskan orang. Padahal lift tiba-tiba macet, itupun sistem pengamanannya bekerja dengan baik. Mereka naik dari lantai GF, baru satu lantai mendadak macet. Otomatis sistem pengamanan lift menurutkan kembali ke lantai GF secara perlahan sekitar 1 hingga 1 setengah meter.

”Pemberitaan negatif yang dibesar-besarkan si penyewa yang kebetulan kena musibah lift ini jelas merusak citra Kalibata City. Seakan-akan perawatan lift di sini semua buruk. Apa satu peristiwa lift macet dalam jangka waktu bisa dipukul rata-rata buruk semua. Kami sangat dirugikan dalam hal ini,” tegas Merry.

Senada dengan Merry, Suci yang juga penghuni Tower Jasmine, menyayangkan korban mau-maunya diperalatan oknum-oknum yang niatnya bukan mencari keadilan tapi untuk mengacaukan proses pembentukan Pengurus PPPSRS dengan memanfaatkan kasus ini.

“Laporannya pun tidak berdasar, yaitu karena kelalaiannya menyebabkan seseorang terluka. Pasal yang dimaksudkan itukan terluka berat hingga tidak dapat beraktivitas, padahal korbannya hanya satu, itupun hanya lecet sesuai pengakuannya (Didit). Paginya pun mereka terlihat sehat wal afiat pergi kerja,” kata Suci dengan geram.

Berdasar informasi dari Badan Pengelola, sambungnya, Manda sudah beberapa kali dihubungi untuk bertemu mencari solusi terbaik yang tidak merugikan penghuni Tower Jasmine, namun terkesan selalu menghindar. Sempat terjadwal pertemuan, namun tiba-tiba yang tersangkutan secara tersirat mengatakan tidak ingin bertemu.

”Alasan dia masih bekerja, lalu ditawarkan di waktu lain, tapi sampaikan sekarang belum ada jawabannya. Saya duga, apa ada pihak yang menghalang-halangi. Penyewa ini menyusahkan kami semua, karena dengan belum dibukanya police line, maka petugas Badan Pengelola bisa cepat memperbaikan. Otomatis aktifitas penghuni tower ini terganggu,” katanya.

BACA JUGA: Pameran ADD STONE dalam IndoBuildTech 2023, Ketika Alam dan Teknologi Hidup Berdampingan dalam Konsep The Flow: Path to Sustainability

Bagi pihak-pihak yang memanfaatkan kasus ini, Suci meminta lebih baik fokus untuk memenangkan calonnya. Sampaikanlah program-program yang positif untuk pemikat hati pemilih. Ikuti proses demokrasi sesuai aturan yang berlaku. Tidak pengalihan dengan isu-isu murahan seperti ini, karena warga Kalibata City tidak bodoh.

Sementara itu, Sumihar penghuni Tower Jasmine lainnya, mendesak Badan Pengelolaan segera memperbaiki lift yang rusak. Sebab dengan hanya dua lift yang beroperasi membuat waktu tunggu lift makin lama. Sumihar mengaku merasa tidak nyaman. Untuk dia, meminta pelapor dengan itikat baik segera bertemu dengan pengelola untuk menyelesaikan masalah ini.

”Mengapa harus ditutup begitu lama? Ini kan bukan suatu tindakan kriminal yang mengakibatkan adanya korban jiwa atau luka berat. Jadi tolonglah si pelapor yang penyewa ini jangan mau dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu. Pikirkan kepentingan kami sebagai pemilik dan penghuni di Tower Jasmine,” harapnya.  ***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *