INDOPROPERTYNEWS.COM – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, menyampaikan pandangannya terkait kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang dikelola oleh Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera).
Kebijakan ini mewajibkan seluruh karyawan dengan gaji di atas UMR untuk menyisihkan sebagian pendapatannya sebagai tabungan bulanan.
Bahkan, karyawan yang sudah memiliki rumah tetap diwajibkan membayar iuran untuk membantu masyarakat yang belum memiliki rumah, dengan dasar konsep gotong royong.
Namun, Maruarar, yang akrab disapa Ara, menilai penerapan konsep gotong royong melalui kebijakan ini kurang tepat.
Baca juga: BP Tapera Miliki Tantangan Besar, Masyarakat Masih Tidak Percaya?
“Kalau saya, gotong royong bukan kewajiban, tapi dari kesadaran, kemauan sendiri, itu menurut saya,” ujarnya dikutip dari kanal YouTube Kementerian PKP dalam Rapat Pembahasan Program 3 Juta Rumah bersama BP Tapera, Senin, 25 November 2024.
Ara menjelaskan, kebijakan Tapera mendapatkan penolakan dari masyarakat karena konsepnya berupa tabungan, namun bersifat wajib. Ia pun mendukung pandangan publik bahwa tabungan seharusnya tidak diwajibkan.
“Saya setuju dengan opini rakyat kalau tabungan tidak boleh wajib, kalau tabungan itu sukarela. Kalau posisi saya Bapak (BP Tapera) tanya, pandangan saya di situ,” tegasnya.
Menurut Ara, tabungan seharusnya bersifat sukarela. Jika kebijakan Tapera bersifat wajib, ia menganggap penggunaan istilah tabungan menjadi kurang sesuai.
Baca juga: Para Pengembang Properti Siap Lancarkan Program Pembiayaan Rumah Subsidi bagi MBR
“Kita juga, Pemerintah kalau salah harus perbaiki, jangan kita ngotot gitu. Jangan kerjanya kita maksa-maksa saja. Terkadang kita maksa tapi tidak ada manfaatnya, ya orang yang dipaksa marah lah,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa kebijakan harus tetap sesuai aturan, namun aturan yang tidak relevan dengan kepentingan rakyat dan negara perlu dievaluasi.
“Jadi pikirkan sesuatu yang berguna buat rakyat, negara, dan teman-teman sendiri (BP Tapera). Jadi jangan pikirin usahanya aja, tapi bagi rakyat untungnya apa dengan dana yang dihimpun teman-teman di BP Tapera,” tutup Maruarar.***