INDOPROPERTYNEWS.COM – Penyelesaian normalisasi Sungai Ciliwung di Jakarta mengalami keterlambatan dua tahun dari target awal yang telah ditetapkan pemerintah.
Presiden ketujuh Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), sebelumnya menargetkan proyek ini selesai pada akhir tahun 2024.
“Saya berikan target tadi, dalam dua tahun artinya akhir 2024, yang 17 kilometer itu Insya Allah selesai sehingga normalisasi sungai Ciliwung betul-betul rampung,” kata Jokowi saat meninjau pengerjaan proyek tersebut di Jalan Inspeksi Ciliwung, Jakarta Selatan, pada Selasa, 21 Februari 2023.
Namun, hingga berakhirnya Kabinet Indonesia Maju, proyek normalisasi Sungai Ciliwung belum juga selesai. Meluapnya air sungai yang terus menyebabkan banjir di Jakarta menjadi perhatian utama.
Baca juga: Tiga Lokasi di Bogor Disegel, Zulhas: Gimana Nggak Banjir?
Pemerintah kini menetapkan target baru untuk menyelesaikan proyek ini pada tahun 2026. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyampaikan hal ini dalam rapat koordinasi bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid serta Gubernur Jakarta Pramono Anung di Kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, pada Kamis (13/03/2025).
“Fokus utama kita adalah percepatan pembebasan lahan sehingga pengerjaan bisa dilakukan bertahap mulai tahun ini hingga tahun depan,” ujar Dody.
Ia menambahkan bahwa upaya pengendalian banjir Jakarta tidak hanya bergantung pada normalisasi sungai, tetapi juga dilakukan secara struktural dan non-struktural. Beberapa proyek yang sedang berjalan meliputi pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi di Bogor, serta Sodetan Ciliwung yang berupa terowongan sepanjang 1.268 meter dengan dua jalur pipa berdiameter 3,5 meter. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi banjir di Jakarta hingga 40 persen.
Dari total panjang proyek normalisasi Sungai Ciliwung yang mencapai 33,69 kilometer, saat ini baru selesai 17,14 kilometer, sehingga masih tersisa 16,55 kilometer yang perlu diselesaikan.
Baca juga: 13 Juta Bidang Tanah Sudah Bersertifikat, Namun Tanpa Peta
“Kami membutuhkan total lahan seluas 35,94 hektar dengan jumlah bidang sebanyak 5.353 bidang. Ini menjadi prioritas kami dalam waktu dekat,” ucap Dody.
Sementara itu, Nusron Wahid menyebutkan bahwa lahan yang akan dibebaskan mencapai 11 hektar dengan panjang 16 kilometer, yang tersebar di sepanjang Sungai Ciliwung, khususnya di segmen antara Pengadegan hingga Rawajati.
“Kami sudah menyusun time frame untuk pengadaan tanahnya. Setelah penetapan lokasi pada Maret 2025, kami targetkan pembebasan lahan selesai pada akhir Mei 2025. Dengan begitu, pembangunan fisik bisa segera dimulai pada Juli 2025,” jelas Nusron.
Menurut data Kementerian PU, rencana normalisasi Sungai Ciliwung sebenarnya telah disusun sejak tahun 1973. Namun, upaya merealisasikannya baru mulai dilakukan pada tahun 2013.
Hingga saat ini, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 800 miliar untuk normalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 17 kilometer yang telah selesai.
Baca juga: Warga GMR Tak Panik Hadapi Tomcat, Ini Langkah Badan Pengelola Patut Dicontoh
“Totalnya kalau yang untuk Ciliwung itu (normalisasi Sungai Ciliwung yang sudah rampung sepanjang 17 kilometer) sekitar Rp 800 miliar,” ungkap Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU Dwi Purwanto kepada Kompas.com dalam agenda pembersihan Sungai Ciliwung pada Jumat, 29 November 2024.