Pulau Natuna Dilirik Jadi Kawasan Ekonomi Maritim, Pemerintah Dorong Investasi

Pertemuan antara Menteri Transmigrasi Iftitiah Sulaiman dengan Bupati Natuna Cen Sui Lan di Kantor Kementerian Transmigrasi, Jakarta Selatan pada Selasa (22/04/2025).(Dok. Kementerian Transmigrasi)

INDOPROPERTYNEWS.COM – Menteri Transmigrasi, Iftitiah Sulaiman, menyatakan pihaknya akan menjajaki peluang investasi untuk mengembangkan Pulau Natuna yang berada di wilayah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Rencana ini sejalan dengan upaya menjadikan Natuna sebagai kawasan transmigrasi baru setelah Batam-Rempang-Galang (Barelang).

Read More
banner 335x200

“Transformasi transmigrasi yang sedang kami kembangkan akan mengarah pada industrialisasi dan hilirisasi yang ditopang oleh masyarakat transmigran yang unggul,” ujar Iftitah saat bertemu dengan Bupati Natuna, Cen Sui Lan, di Kantor Kementerian Transmigrasi, Jakarta Selatan, pada Selasa, 22 April 2025.

Ia menambahkan bahwa kementeriannya siap mengembangkan satu wilayah selama lima tahun asalkan hasilnya jelas dan berkelanjutan.

Baca juga: Menteri Transmigrasi Apresiasi Antusiasme Warga Batam dalam Pawai Takbir Idul Fitri

“Kami telah memulai di beberapa wilayah, dan tidak keberatan untuk mengembangkan satu kawasan selama lima tahun asalkan hasilnya jelas dan berkelanjutan,” katanya.

Iftitah menjelaskan bahwa pengembangan transmigrasi di Natuna tidak hanya difokuskan pada sektor kemaritiman, melainkan juga mencakup sektor pariwisata.

Ia pun menyampaikan komitmennya untuk mendorong regulasi terkait pembukaan pelabuhan di wilayah tersebut.

“Natuna memiliki potensi besar. Kami akan agendakan kunjungan ke sana untuk belanja masalah langsung di lapangan. Fokus kami adalah pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui program transmigrasi yang terintegrasi,” jelas Iftitah.

Baca juga: Kementerian PU Siapkan Infrastruktur Dasar untuk Kawasan Transmigrasi

Sementara itu, Bupati Natuna Cen Sui Lan memaparkan bahwa dari total 154 pulau di Natuna, hanya 27 pulau yang dihuni, sedangkan 127 lainnya masih kosong.

“Pulau yang paling luas yaitu Pulau Bunguran yang ditinggali lebih kurang 50.000 jiwa penduduk, sedangkan luas Pulau Bunguran kurang lebih 127.000 hektar,” ujarnya.

Cen menilai kondisi geografis Natuna yang berada di posisi paling luar, terdepan, dan tertinggal membuat daerah tersebut sulit berkembang jika dibandingkan dengan wilayah lain di Kepulauan Riau.

“Natuna berada di lokasi yang terluar, terdepan, dan tertinggal dibandingkan provinsi Kepulauan Riau lainnya,” ungkapnya.

Ia juga menyebutkan bahwa Natuna sebenarnya memiliki banyak potensi seperti sektor pariwisata, perikanan, gas alam, hingga komoditas kelapa dan cengkeh.

Baca juga: Transaksi Antarbank Melalui ATM Bank DKI Kini Kembali Aktif

Namun, keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) membuat potensi tersebut belum tergarap maksimal. Salah satu contohnya, menurut Cen, adalah nelayan lokal yang kalah bersaing dengan nelayan dari luar daerah.

Selain itu, dalam pengolahan cengkeh, mayoritas pekerjanya masih berasal dari Jawa.

Untuk itu, Cen mengusulkan agar akses ke Natuna dapat dibuka seluas-luasnya guna menarik minat investor dan memperkuat sektor ekonomi lokal, termasuk melalui pembangunan kawasan ekonomi maritim.

“Selama ini sumber daya alam dikelola oleh pemerintah provinsi, sementara Natuna hanya mendapat sedikit bagian dari hasil APBN. Kami berharap Pak Menteri membantu kami untuk membuka kawasan dan mengundang investor untuk masuk Natuna,” tutupnya.***

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *